Siapa sih yang tidak suka dengan smartphone flagship. Meskipun harganya paling mahal, smartphone flagship adalah smartphone dengan spesifikasi tertinggi yang kerap beradu di pasaran. Selain spesifikasi tertinggi, smartphone flagship ini sudah pasti membawa fitur fitur atau teknologi terbaru. Namun tidak semuanya bermanfaat lhoh, ada 8 fitur smartphone flagship yang kurang bermanfaat khususnya di Indonesia. Jadi seakan akan fitur ini hanyalah gimmick atau hiasan semata.
Daftar Fitur Smartphone Flagship Yang Kurang Bermanfaat Untuk Orang Indonesia
8. Digital Assistant
Fitur yang satu ini bisa dibilang salah fitur smartphone flagship yang kurang bermanfaat untuk orang Indonesia. Mengapa? Faktor pertama adalah bahasa, meski ada yang sudah mendukung bahasa Indonesia dnegan baik, banyak fungsi dari Digital Assistant ini yang lebih akurat untuk menggunakan bahasa Inggris. Yang kedua, ekosistem untuk mendukung Digital Assistant ini masih belum banyak berkembang di Indonesia seperti pemesanan dan lain-lain.
7. Docking Station
Selanjutnya untuk fitur smartphone flagship yang kurang bermanfaat adalah Docking Station. Docking Station adalah fitur dari smartphone untuk menjadikan smartphone sebagai perangkat seperti PC. Fitur ini dirasa masih kurang bermanfaat karena umumnya orang Indonesia masih nyaman menggunakan PC atau Laptopnya untuk pekerjaan, sedangkan smartphone? Ya untuk media sosial dan browsing.
6. Smart Home
Fitur smartphone flagship yang kurang bermanfaat bagi orang Indonesia selanjutnya adalah fitur smart home. Fitur rumah pintar ini sudah mulai berkembang di berbagai negara, namun sepertinya untuk di Indonesia masih sangat kurang mendukung. Salah satu alasannya ya karena perabotan rumah tangga atau perangkat pendukung untuk fitur rumah pintar ini masih sangat jarang ditemui. Paling banyak ya lampu pintar yang bisa dimatikan menggunakan smartphone.
5. Wireless Charger
Selanjutnya untuk fitur smartphone flagship yang kurang bermanfaat bagi orang Indonesia adalah Wireless Charger. Meskipun disebut sebagai wireless charger, nyatanya teknologi ini masih mengharuskan smartphone kita untuk diletakkan di atas chargernya. Sedangkan orang Indonesia sendiri mungkin menganggap hal ini kurang efisien dibandingkan dengan mengecas smartphone menggunakan powerbank yang bisa dibawa kemana mana dan yang pasti lebih murah harganya.