Bulan lalu, Facebook mengakuisisi layanan messaging instan paling populer di dunia. Dan tampaknya tidak semua orang senang dengan pergerakan itu. Khawatir bahwa raksasa jaringan sosial itu mungkin menggunakan data pengguna WhatsApp untuk tujuan periklanan, dua kelompok privasi konsumen pada hari Kamis lalu mengajukan keluhan kepada Federal Trade Commission (FTC) yang menyatakan bahwa kesepakatan itu mungkin merupakan praktek perdagangan yang tidak adil, dan harus diblokir hingga ada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana perusahaan bermaksud untuk menggunakan data pribadi jutaan pengguna WhatsApp.
Pihak yang mengajukan keluhan, Electronic Privacy and Information Center (EPIC) dan Center for Digital Democracy (CDD), mengklaim bahwa Facebook sering mengubah kebijakannya mengenai mengumpulkan dan berbagi data pengguna. Misalnya, pada tahun 2012 lalu, ketika Facebook mengakuisisi Instagram, mereka mengubah kebijakan privasi aplikasi photo-sharing tersebut.
Sementara itu, Facebook membantah kemungkinan tersebut . “Seperti yang telah kami katakan berulang kali, WhatsApp akan beroperasi sebagai sebuah perusahaan yang terpisah dan akan menghormati komitmen mereka mengenai privasi dan keamanan,” kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan menanggapi pengajuan tuntutan itu. Tapi pihak pengadu menuntut lebih dari sekedar jaminan. Mereka ingin regulator untuk memastikan bahwa Facebook “mengisolasi” informasi pengguna WhatsApp dari praktek pengumpulan datanya.
Facebook, yang merupakan situs jejaring sosial No.1 di dunia, menghasilkan sebagian besar pendapatan mereka melalui iklan yang tertarget. Perusahaan itu memiliki catatan buruk mengorbankan privasi pengguna, dan telah menghadapi berbagai keluhan privasi di masa lalu. Pada tahun 2011 lalu, perusahaan itu dituduh menggunakan nama, foto, dan identitas pengguna untuk mengiklankan berbagai produk tanpa izin mereka.
Sumber: techspot.com