Tidak sedikit penggemar anime yang berburu game yang diadaptasi dari anime populer kesayangannya. Sayangnya tidak semua game bergenre anime tersebut sesuai dengan ekspetasi gamer atau disamakan dengan kehebohan animenya. Nah berikut ini adalah 8 game anime terburuk yang pernah dibuat. Apa alasannya sehingga diprotes fansnya?
One Piece adalah salah satu judul anime yang merupakan adaptasi dari manga populer. Tidak sedikit game yang juga merupakan adaptasi dari anime dan manga atau komik One Piece. Sayangnya untuk seri One Piece Carnival yang diperuntukkan untuk konsol PS 2 ini didaulat sebagai game anime terburuk. Alasannya adalah karena grafiknya yang terlalu sederhana dan pola permainan yang kurang menarik meski sudah banyak mini game didalamnya.
Di posisi ketujuh game anime terburuk ada Yu Gi Oh. Anime yang bercerita seputar permainan kartu ini sangat populer baik manga, anime hingga permainan kartunya. Sayangnya untuk Yu Gi Oh Destiny Board Traveler ini dianggap membosankan. Pasalnya disini para pemain tidak akan bermain kartu permainannya yang biasa dimainkan melainkan diajak untuk bermain papan game seperti ular tangga yang mana sulit untuk mendapatkan dadu yang sesuai dengan keinginan.
Di posisi keenam game anime terburuk ada Dragon Ball Z Ultimate Battle 22. Jika melihat pertarungan yang ada dalam animenya, jelas game ini akan membuat para fansnya kecewa. Pertarungan yang kaku dan juga monoton membuat game untuk konsol PS1 ini dikritik. Apalagi tidak ada jalan cerita dari game ini.
5. Beyblade VForce Super Tournament Battle
Beyblade adalah sebuah permainan gasing yang menjadi salah satu anime bertema permainan yang terkenal di Jepang. Sayangnya adaptasi gamenya yakni Beyblade VForce Super Tournament Battle ini menjadi game anime terburuk yang mengecewakan fansnya. Satu-satunya yang menarik dari game ini adalah sistem mirip RPGnya, sedangkan pertarungannya sangat monoton. Kamu hanya perlu menunggu hingga power penuh dan melakukan jurus tanpa repot mengatur strategi hingga permainan usai.
Si kembar sering punya bahasa sendiri—mereka bisa menangkap ekspresi wajah dan nada suara satu sama lain dengan sempurna. Jadi, kenapa nggak memanfaatkan itu untuk...