Hampir semua anak pada umumnya menyukai hadiah. Dan dua momen terbaik untuk memberikan mereka hadiah adalah pada saat Natal dan hari ulang tahun mereka. Tetapi kadang hadiah berupa barang atau mainan yang kita berikan kepada mereka ternyata tidak sesuai dengan yang mereka inginkan dan mereka menjadi tidak terlalu bersemangat menerimanya.
Nah, di saat sebagian besar orang di dunia memberi anak-anak hadiah berupa berbagai macam barang, anak-anak di Jepang mendapatkan hadiah berupa uang tunai pada Hari Tahun Baru dalam bentuk Otoshidama.
Pada tanggal 1 Januari, para keluarga Jepang biasanya berpesta dan bercanda ria dengan makanan dan minuman yang berlebihan. Tetapi untuk anak-anak, semua makanan dan minuman lezat yang tersedia itu tidak terlalu menarik perhatian mereka, karena mereka menunggu saat di mana orangtua, bibi, paman, nenek dan kakek mengeluarkan amplop kecil berisi uang, yang disebut Otoshidama.
Kebiasaan memberi hadiah uang kepada anak-anak dapat diamati di sejumlah negara, termasuk Cina dan bahkan Skotlandia di mana sejumlah kecil uang tunai biasanya diberikan kepada anak-anak pada hari Senin pertama setiap tahun baru. Amplop – yang tersedia dalam berbagai desain imut dan tradisional – yang diberikan kepada anak-anak di Jepang mungkin saja terlihat kecil, tetapi Anda akan merasa terkejut melihat jumlah yang didapat oleh sebagian anak tersebut, karena sebagian akan pulang dari kumpul-kumpul keluarga di Hari Tahun Baru itu dengan uang Yen senilai beberapa ratus dolar di saku mereka.
Uang tunai dianggap merupakan hadiah yang tidak bernilai pribadi di beberapa negara, namun tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua anak lebih menyukai uang daripada sebuah sweater atau satu kotak hadiah berisi alat-alat tulis walaupun hadiah-hadiah tersebut dapat juga memiliki nilai yang tinggi.
Walau tidak selalu dilakukan, beberapa pemberi uang menuliskan jumlah yang mereka beri di bagian dalam amplop. Dan, seperti yang akan kita lihat, kebiasaan itu kadang-kadang menyebabkan fenomena yang dikenal di seluruh dunia sebagai “sindrom paman pelawak”, di mana sang pemberi melakukan hal yang sedikit kreatif sebagai bahan candaan. Saat membuka amplop Otoshidama, contohnya, seperti gambar di bawah ini, kita melihat angka “3.000.000 yen” (28.000 dolar) tertulis di lidah amplop itu. Walaupun begitu, di dalamnya hanya terdapat tiga lembar uang kertas 1.000 yen (10 dolar) yang dilipat secara pintar untuk menambahkan angka nol yang hilang.
Candaan paman seperti itu memang tidak ternilai harganya, bukan?
Sumber: en.rocketnews24.com