Masalah privasi baru telah muncul ke permukaan berkenaan dengan OS ponsel Android milik Google. Ahli tentang masalah tersebut mengklaim bahwa program back up dalam sistem operasi itu dibuat sedemikian rupa supaya salinan dari password WiFi tiap pengguna (atau password jaringan lain yang kita masuk ke dalamnya) tersimpan di server Google. Sayangnya, hal ini mungkin berarti bahwa Google dapat secara hukum dipaksa untuk menyerahkan data tersebut atas permintaan pemerintah untuk satu atau lain alasan.
Dalam Android 4.2, layanan back up di bawah Settings, daftar password WiFi sebagai bagian dari data yang akan dimasukkan, di mana dalam versi sebelumnya dari OS tersebut tidak menyebutkan hal itu secara spesifik. Meskipun fitur ini dapat dimatikan, pengguna akan kehilangan fungsi lainnya yang bermanfaat seperti fungsi bookmark dan lain-lain.
Masalah utama di sini adalah di luar fakta bahwa Google menyimpan password itu. Perusahaan itu menyimpan password tersebut sedemikian rupa sehingga mereka dapat membaca password itu jika diinginkan. Hal ini terlihat jelas dari fakta bahwa perangkat Android baru dapat menyedot password, data login dan pengaturan perangkat lama kita dari server Google, setelah Anda mengkonfigurasi alamat Gmail dan password baru.
Jelas, fungsi ini memiliki sisi baiknya, kita dapat dengan mudah mengelola password untuk beberapa perangkat dan layanan dengan cara ini, tetapi tentunya hal itu akan membuat jaringan yang kita gunakan berada dalam keadaan yang jauh kurang aman dibandingkan dengan yang kita pikirkan sebelumnya. Walau permasalahan ini tidak terlalu mengejutkan, yang mengejutkan adalah bahwa Google menaruh password itu dalam bentuk yang dapat dibaca serta membuka dirinya untuk hujatan publik yang hampir dipastikan bakal terjadi jika suatu waktu nanti pemerintah memang berusaha meminta data tersebut.
Sumber: techspot.com