Akuisisi pertama Instagram di bawah perusahaan induk Facebook adalah Luma, perusahaan berusia 18 bulan yang berdiri di belakang aplikasi kamera bernama sama. Persyaratan kesepakatan itu tidak diungkapkan meskipun diberitahu bahwa kesepakatan tersebut adalah untuk bakat dan teknologi perusahaan.
Dalam sebuah pesan di situs perusahaan tersebut, tim Luma mengatakan bahwa mereka memulai sebuah misi untuk membuat penangkapan dan penyebaran video menjadi mudah tanpa harus menggunakan software yang mahal atau peralatan yang berat. Dengan bergabung dengan tim Instagram, mereka telah membuat suatu langkah maju yang besar untuk merealisasikan misi tersebut.
Aplikasi Luma mengkhususkan diri dalam stabilisasi, efek dan filter video sinematik – yang semuanya berguna karena Instagram terus melakukan pertempuran dengan Vine dalam urusan klip video singkat. Walau bersaing, kedua layanan tersebut mengambil pendekatan yang berbeda karena mereka bertujuan untuk menyediakan apa yang mereka yakini paling dibutuhkan oleh pelanggan.
Pendekatan Vine lebih ke kesederhanaan dan spontanitas karena aplikasinya memungkinkan kita melakukan pemrosesan dan penerbitan lebih cepat untuk klip berdurasi enam detik mereka.Para pengguna diminta untuk melakukan proses syuting video dari dalam aplikasi dan juga tidak dibutuhkan pemilihan bingkai cover – dimana keduanya dapat menyingkat waktu.
Instagram, di pihak lain, ingin menawarkan layanan yang kuat dan fleksibel. Para pengguna dapat menambahkan filter, mengaktifkan stabilisasi dan bahkan meng-upload video yang telah disyut (dan diedit) sebelumnya yang pada akhirnya akan menghasilkan sebuah produk akhir yang jauh lebih profesional. Di bawah model ini, Instagram akan perlu untuk menggunakan teknologi dan teknik terbaik yang tersedia yang menjelaskan alasan mereka untuk pembelian Luma.
Mereka hanya harus sadar untuk tidak menambahkan terlalu banyak fitur karena dengan cepat mereka dapat berubah menjadi sebuah layanan editing video penuh untuk mobile.
Sumber: techspot.com